1.03.2012

Alien Rakus ?



Stephen Hawking, ilmuwan terkemuka Inggris, pernah memperingatkan bahwa makhluk luar angkasa mungkin tidak seramah yang diharapkan manusia bahkan berpeluang menaklukkan dan mengkolonisasi planet apa saja yang mereka datangi.

“Alien yang memiliki kecerdasan maju kemungkinan menjadi nomaden, mencari planet baru untuk ditaklukkan,” kata Hawking. “Jika demikian, masuk akal bagi mereka untuk mengeksploitasi setiap planet baru untuk membuat lebih banyak pesawat antariksa lagi.”

Pernyataan Hawking tersebut didukung oleh sebuah studi yang dilakukan Simon Conway Morris, ilmuwan dari University of Cambridge, Inggris. Ketika mempertimbangkan prospek adanya kehidupan makhluk cerdas di luar angkasa, Morris menyatakan umat manusia harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, yaitu bahwa manusia hanya sendirian, atau alien sama rakus dan gemar mengeksploitasi sumber daya alam seperti manusia.

 
Studi baru itu menyatakan, dua opsi tersebut kemungkinan besar adalah satu-satunya peluang. Pertimbangannya, evolusi dapat diprediksi, dan biosfer alien seharusnya menghasilkan makhluk cerdas sama seperti manusia, dengan keahlian teknologi dan kebutuhan sumber daya yang kian meningkat.
Namun fakta bahwa hingga saat ini manusia belum pernah bertemu makhluk luar angkasa cenderung mengarah ke peluang terakhir, bahwa manusia hanya sendirian di alam semesta ini. “Pada saat ini, seperti hasil observasi selama ini, sangat sepi di luar sana,” kata Morris. “Mengingat banyak sistem planet yang miliaran tahun lebih tua daripada kita, saya menduga kita adalah hasil pemanggangan paling sempurna di masa Cambrian.”

Conway Morris mengatakan, evolusi dapat diprediksi, menghasilkan produk yang relatif dapat diperkirakan. Hipotesis itu menyebutkan bahwa kehidupan asing itu, bila pun ada, seharusnya amat mirip dengan kehidupan di muka bumi, memiliki kecerdasan yang tak jauh berbeda dengan manusia. Makhluk luar angkasa itu mungkin terlihat ganjil, namun perbedaannya hanya sebatas penampilan luarnya.

Ada alasan untuk mewaspadai makhluk luar angkasa itu, kata Conway Morris. “Jika makhluk cerdas itu ada, mereka akan tampak mirip kita, dan mengingat sejarah manusia yang penuh kekerasan, hal ini harus kita pikirkan,” katanya dalam laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Philosophical Transactions of the Royal Society A.

Kemungkinan bahwa alien itu rakus dan imperialistis memang menakutkan, namun Conway Morris memikirkan skenario lain yang peluangnya jauh lebih tinggi. “Besar kemungkinan kita hanya sendirian di alam semesta ini,” katanya.

Kosmos teramat luas, mungkin terdiri dari sedikitnya 100 miliar galaksi, dan tata surya kita relatif masih muda dibandingkan bagian alam semesta lain, 4,6 miliar tahun dibandingkan 13,7 miliar tahun. “Fakta bahwa makhluk luar angkasa itu tampaknya tak pernah mengontak kita adalah indikasi kuat dia memang tak ada di luar sana,” kata Conway Morris.

Calon Rumah Alien



Sebelumnya, hanya dua planet yang berpotensi layak huni di luar tata surya Bumi. Karenanya, kepala ilmuwan NASA William Borucki mengatakan, angka 54 merupakan jumlah sangat luar biasa besar dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Informasi ini muncul setelah ilmuwan Amerika Serikat mengumumkan penemuan sistem planet baru yang terdiri dari setidaknya enam planet yang mengorbit di bintang berjarak dua ribu tahun cahaya. Tata surya baru itu berhasil tertangkap teleskop Kepler milik NASA.
Bintang yang disebut Kepler 11 ini mirip Matahari. Namun, semua planet yang berada di orbit berjarak terlalu dekat dengan bintang, sehingga sulit untuk hidup dalam keadaan mirip Bumi.
“Ini tidak hanya sistem planet yang menakjubkan, tetapi juga memberikan metode baru yang lebih apik dalam mengukur massa planet,” ujar Dr. Daniel Fabrycky dari University of California, Santa Cruz.
 
Meskipun ada beberapa planet yang belum dikonfirmasi, namun astronom yakin 90% objek tersebut adalah planet. Selanjutnya, ilmuwan melakukan penelitian tambahan terkait ukuran planet, komposisi materi, temperatur dan jarak dengan bintang. Untuk mendukung kehidupan layak, perlu kondisi atmosfer spesifik dan keberadaan air serta karbon.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review